Kata adalah kumpulan
bunyi ujaran yang mengandung sebuah arti yang jelas. Atau, kata adalah susunan
dari huruf-huruf abjad yang mempunyai arti tertentu. Dengan demikian,m apabila
ada kumpulan bunyi ujaran atau kumpulan beberapa huruf abjad namun tidak
mengandung arti yang jelas, maka itu tidak dinamakan kata.
Menurut
jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis,
yaitu :
Kata Benda
Kata Kerja
Kata Sifat
Kata Ganti
Kata Keterangan
Kata Bilangan
Kata Sambung
Kata Depan
Kata Sandang
Kata Seru
Kata Tanya
Untuk mengetahui lebih
jelas perbedaan antara kesepuluh jenis kata tersebut, dibawah ini akan
diuraikan penjelasannya masing-masing sebagai berikut :
1. Kata
Benda
Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya, kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
Kata benda adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut wujudnya, kata benda dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kata
benda konkrit ialah kata benda yang wujud bendanya nampak kelihatan dengan
jelas and dapat ditangkap oleh pancaindera. Contoh : buku, kertas, rumah, dan
sebagainya.
b. Kata
benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan
dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :
ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Selain dua jenis kata
benda diatas, ada satu lagi jenis kata benda, yaitu kata yang dibendakan. Kata yang dibendakan adalah kata yang
sebenarnya tidak terdiri dari kata benda asli namun dianggap sebagai kata benda
sebab mendapatkan imbuhan.
Contoh : keberanian,
kekuatan, penyanyi, dan sebagainya.
Kata keberanian asalnya
dari kata sifat, yaitu berani. Namun karena mendapatkan imbuhan ke-an, maka
kata sifat ini dianggap sebagai kata benda atau disebut sebagai kata yang dibendakan.
Begitu pula dengan kata penyanyi yang aslanya kata kerja, yaitu nyanyi.
Berhubung kata ini mendapatkan imbuhan pe-, maka kata tersebut berubah menjadi
kata yang dibendakan.
Ciri-ciri kata benda :
1) Kata tersebut terebntuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata sifat.
1) Kata tersebut terebntuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
2) Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata sifat.
2. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata
yang menyatakan perbuatan atau laku. Kata kerja juga disebut verba. Kata kerja
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Kata kerja transitif
adalah kata kerja yang selalu diikuti objek. Contoh: membeli, menabrak,
menangkap, dan sebagainya.
b. Kata kerja intransitif
adalah kata kerja yang tidak diikuti secara langsung oleh objek. Contoh:
menyanyi, menari, berubah, dan sebagainya. Dari segi bentuknya kata kerja
transitif dapat dibedakan dalam tujuh bentuk, yaitu:
1) Kata kerja transitif tak berimbuhan, contoh:
makan nasi, minum susu, dan sebagainya.
2) Kata kerja transitif berimbuhan
a. Kata kerja transitif berawalan me:
- Menabrak pohon
- Memukul anjing
- Menelan obat
b. Kata kerja transitif berimbuhan me-kan:
- Mengikatkan tali
- Melepaskan sandal
- Memutuskan ikatan
c. Kata kerja transitif berimbuhan memper-kan:
- Mempertahankan prestasi
- Memperjuangkan hidup
- Mempermainkan bola
d. Kata kerja transitif berimbuhan me-i:
- Menyeberangi jalan
- Mengendarai sepeda
- Mengawasi ujian
e. Kata kerja transitif berimbuhan memper-i:
- Memperbarui lukisan
- Memperbaiki sepeda
- Memperingati hari kemerdekaan
f. Kata kerja transitif berimbuhan memper- :
- Memperburuk suasana
- Memperdalam ilmu
- Memperjelas masalah
Sedangkan kata kerja intransitif dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
1) Kata kerja intransitif berimbuhan
- Saya duduk-duduk
- Ibu berjalan-jalan
- Adik menangis
2) Kata kerja intransitif yang terbentuk dari kata kerja yang aus (tidak berimbuhan)
- Adik lari
- Kakak pulang
- Ibu pergi
Ciri-ciri kata kerja:
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
2) Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
3) Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan dengan + kata sifat. Contoh : menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.
3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ini disebut pula adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
a. Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
b. Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan sebagainya.
c. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting, gelap-gulita dan sebagainya.
d. Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
e. Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala batu, dan sebagainya
Ciri-ciri kata sifat:
1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata lebih, agak, paling, sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi (pengulangan kata) + nya. Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.
4. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :
a. Kata ganti orang
Ialah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama orang atau nama benda-benda lain. Kata ganti orang dibagi lagi menjadi :
1) Kata ganti orang pertama tunggal, yaitu : aku, saya, hamba, dan sebagainya
2) Kata ganti orang pertama jamak, yaitu : kami, kita.
3) Kata ganti orang kedua tunggal, yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
4) Kata ganti orang kedua jamak, yaitu : kalian
5) Kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
6) Kata ganti orang ketiga jamak, yaitu : mereka
b. Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya.
c. Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat atau benda. Contoh : ini, itu, sana, dan sebagainya.
d. Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu : yang, tempat, waktu.
2) Kata kerja transitif berimbuhan
a. Kata kerja transitif berawalan me:
- Menabrak pohon
- Memukul anjing
- Menelan obat
b. Kata kerja transitif berimbuhan me-kan:
- Mengikatkan tali
- Melepaskan sandal
- Memutuskan ikatan
c. Kata kerja transitif berimbuhan memper-kan:
- Mempertahankan prestasi
- Memperjuangkan hidup
- Mempermainkan bola
d. Kata kerja transitif berimbuhan me-i:
- Menyeberangi jalan
- Mengendarai sepeda
- Mengawasi ujian
e. Kata kerja transitif berimbuhan memper-i:
- Memperbarui lukisan
- Memperbaiki sepeda
- Memperingati hari kemerdekaan
f. Kata kerja transitif berimbuhan memper- :
- Memperburuk suasana
- Memperdalam ilmu
- Memperjelas masalah
Sedangkan kata kerja intransitif dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
1) Kata kerja intransitif berimbuhan
- Saya duduk-duduk
- Ibu berjalan-jalan
- Adik menangis
2) Kata kerja intransitif yang terbentuk dari kata kerja yang aus (tidak berimbuhan)
- Adik lari
- Kakak pulang
- Ibu pergi
Ciri-ciri kata kerja:
1) Kata tersebut terbentuk dari imbuhan me-, di-, ber-, ter-, me-kan, di-kan, ber-an, memper-kan, diper-kan, dan memper-i.
2) Kata tersebut dapat didahului kata telah, sedang, akan, hampir, dan segera.
3) Kata tersebut dapat diperluas dengan cara menambahkan dengan + kata sifat. Contoh : menghitung dengan teliti, lari dengan cepat, dan sebagainya.
3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ini disebut pula adjectiva. Menurut bentuknya, kata sifat dibedakan menjadi :
a. Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar. Contoh : kuat, lemah, jauh, dan sebagainya.
b. Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian. Contoh : terindah, mengecil, terbaru, dan sebagainya.
c. Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang. Contoh : kekanak-kanakan, pontang-panting, gelap-gulita dan sebagainya.
d. Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan. Contoh : amoral, kreatif, super, dan sebagainya.
e. Kata sifat yang terbentuk dari frase atau kelompok kata. Contoh : murah hati, keras kepala, kepala batu, dan sebagainya
Ciri-ciri kata sifat:
1) Kata tersebut terbentuk dengan tambahan imbuhan ter- yang mengandung arti paling.
2) Kata tersebut dapat diterangkan atau didahului dengan kata-kata lebih, agak, paling, sangat, cukup.
3) Kata tersebut dapat diperluas dalam bentuk se + reduplikasi (pengulangan kata) + nya. Contoh : secantik-cantiknya, setinggi-tingginya, dan sebagainya.
4. Kata Ganti
Kata ganti adalah kata yang dipergunakan untuk menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan. Kata ganti dibedakan menjadi :
a. Kata ganti orang
Ialah kata ganti yang digunakan untuk menggantikan nama orang atau nama benda-benda lain. Kata ganti orang dibagi lagi menjadi :
1) Kata ganti orang pertama tunggal, yaitu : aku, saya, hamba, dan sebagainya
2) Kata ganti orang pertama jamak, yaitu : kami, kita.
3) Kata ganti orang kedua tunggal, yaitu : kamu, dikau, kau, anda, dan sebagainya.
4) Kata ganti orang kedua jamak, yaitu : kalian
5) Kata ganti orang ketiga tunggal, yaitu : ia, dia, beliau
6) Kata ganti orang ketiga jamak, yaitu : mereka
b. Kata ganti kepunyaan ialah kata ganti yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Contoh : Baju saya, sepatu kamu, sepedaku, mobilnya, dan sebagainya.
c. Kata ganti petunjuk ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjuk suatu tempat atau benda. Contoh : ini, itu, sana, dan sebagainya.
d. Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Kata penghubung yang biasanya dipakai yaitu : yang, tempat, waktu.
Contoh : Baju Rafi yang berwarna merah itu mahal
harganya.
Kantor Kabupaten tempat ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur.
Tadi pagi, waktu ayah pergi tergesa-gesa, hujan lebat sekali.
e. Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh : apa, mana, siapa.
f. Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : masing-masing, seseorang, sesuatu, para, dan sebagainya.
5. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
a. Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, misalnya : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.
b. Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, misalnya : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.
c. Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung. Contoh : dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
d. Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, misalnya : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
e. Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, misalnya : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.
6. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah dalam angka. Contoh : satu, seratus, seribu, dan sebagainya.
b. Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Contoh : kesatu, kedua, keseribu, dan sebagainya.
c. Kata bilangan tak tentu ialah kata bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian, segerombolan, dan sebagainya.
d. Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang menunjuk pada satuan objeknya, yaitu : sehelai, secarik, sekuntung, sebutir, seonggok, sebuah, sepiring, dan sebagainya.
Pemakaian Kata Bantu Bilangan
Dalam Bahasa Indonesia kata bantu bilangan ini mempunyai pasangan kata tersendiri yang tidak dapat ditukar dengan kata yang lain. Untuk lebih jelasnya, lihatlah daftar kata bantu bilangan berikut ini.
Kata Bantu bilangan
Pasangan kata
Sebatang pohon, kayu
Sebilah pisau, keris
Seberkas cahaya
Sebentuk cincin
Sebuah mangga, jeruk
Sebidang tanah
Sebongkah emas
Sebonggol bawang
Sebutir telur
Sebulir padi
Secangkir kopi, susu, teh
Secarik kertas
Secocok sate
Secawan mangkok
Seekor kuda, kambing, sapi
Segagang sirih
Segenggam pasir
Segumpal darah
Segulung benang
Segayung air
Segantang beras
Sehelai rambut, benang
Seikat sayur
Sejengkal tanah
Sekaki paung
Sekapur sirih
Sekeping logam
Sekerat tebu
Sekalindan benang
Sekodi jarit, sarung
Semata wayang, jarum
Serorang anak, manusia
Sepasang kekasih, pengantin
Sepatah kata
Sepotong bambu
Sepucuk surat, senjata
Serawan gelang
Serajut jala
Seruas tebu
Serumpun bambu
Sesayat daging
Sesisir pisang
Sesuap nasi
Setangkai bunga, daun, dahan
Seteguk air
Setandan pisang
Setukal benang
Seulas limau
Seuntai kalung
Seutas tali
7. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan bagian-bagian dalam kalimat atau menggabungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf yang lain.
Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
b. Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi, akan tetapi, melainkan, tidak hanya, dan sebagainya.
c. Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama, sesudah, sehabis, dan sebagainya.
d. Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan sebagainya
e. Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya
f. Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga, sampai, dan sebagainya.
g. Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila, andaikata, dan sebagainya
h. Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
i. Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat, seperti, bak, dan sebagainya
j. Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian, dan sebagainya
k. Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
l. Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil, sembari dan sebagainya
m. Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah, konon, dan sebagainya
8. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata/kelompok kata satu dengan kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada umumnya, kata depan berfungsi merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis kata lain. Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.
Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Di, ke, dari
Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat, contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
b. Pada
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain, contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
Kantor Kabupaten tempat ayahku bekerja, dikunjungi oleh gubernur.
Tadi pagi, waktu ayah pergi tergesa-gesa, hujan lebat sekali.
e. Kata ganti tanya ialah kata ganti yang digunakan untuk menanyakan tentang benda, orang atau tentang suatu hal. Contoh : apa, mana, siapa.
f. Kata ganti tak tentu ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan atau menggantikan benda atau orang yang jumlahnya tak tentu. Contoh : masing-masing, seseorang, sesuatu, para, dan sebagainya.
5. Kata Keterangan
Kata keterangan adalah semua kata yang menerangkan atau memberikan keterangan terhadap selain kata benda. Dengan kata lain, kata ketereangan adalah semua kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata bilangan atau seluruh kalimat.
Kata keterangan dapat dibedakan menjadi banyak bagian, diantaranya yaitu :
a. Kata keterangan tempat ialah semua kata yang menjelaskan suatu tempat lokasi, misalnya : disini, disitu, di rumah, dan sebagainya.
b. Kata keterangan waktu ialah semua kata yang menjelaskan berlangsungnya sesuatu dalam waktu yang teretntu, misalnya : sekarang, nanti, minggu depan, dan sebagainya.
c. Kata keterangan alat ialah kata yang menjelaskan dengan apa sesuatu itu berlangsung. Contoh : dengan tongkat, dengan pisau, dengan membabi buta, dan sebagainya.
d. Kata keterangan syarat ialah kata yang menerangkan terjadinya suatu proses di bawah syarat-syarat tertentu, misalnya : jikalau, seandainya, bila, dan sebagainya.
e. Kata keterangan sebab ialah kata yang memberi keterangan mengapa sesuatu itu bisa berlangsung, misalnya : sebab, karena, oleh karena itu, dan sebagainya.
6. Kata Bilangan
Kata bilangan adalah kata yang menyatakan jumlah kumpulan dan urutan atau tingkatan suatu benda sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Kata bilangan utama ialah kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah dalam angka. Contoh : satu, seratus, seribu, dan sebagainya.
b. Kata bilangan bertingkat ialah kata bilangan yang menunjukkan tingkatan atau susunan jumlah sesuatu. Contoh : kesatu, kedua, keseribu, dan sebagainya.
c. Kata bilangan tak tentu ialah kata bilangan yang menyatakan jumlah satuan sesuatu yang tak tentu. Contoh : beberapa, sebagian, segerombolan, dan sebagainya.
d. Kata bilangan bilangan ialah kata bilangan pelengkap yang menunjuk pada satuan objeknya, yaitu : sehelai, secarik, sekuntung, sebutir, seonggok, sebuah, sepiring, dan sebagainya.
Pemakaian Kata Bantu Bilangan
Dalam Bahasa Indonesia kata bantu bilangan ini mempunyai pasangan kata tersendiri yang tidak dapat ditukar dengan kata yang lain. Untuk lebih jelasnya, lihatlah daftar kata bantu bilangan berikut ini.
Kata Bantu bilangan
Pasangan kata
Sebatang pohon, kayu
Sebilah pisau, keris
Seberkas cahaya
Sebentuk cincin
Sebuah mangga, jeruk
Sebidang tanah
Sebongkah emas
Sebonggol bawang
Sebutir telur
Sebulir padi
Secangkir kopi, susu, teh
Secarik kertas
Secocok sate
Secawan mangkok
Seekor kuda, kambing, sapi
Segagang sirih
Segenggam pasir
Segumpal darah
Segulung benang
Segayung air
Segantang beras
Sehelai rambut, benang
Seikat sayur
Sejengkal tanah
Sekaki paung
Sekapur sirih
Sekeping logam
Sekerat tebu
Sekalindan benang
Sekodi jarit, sarung
Semata wayang, jarum
Serorang anak, manusia
Sepasang kekasih, pengantin
Sepatah kata
Sepotong bambu
Sepucuk surat, senjata
Serawan gelang
Serajut jala
Seruas tebu
Serumpun bambu
Sesayat daging
Sesisir pisang
Sesuap nasi
Setangkai bunga, daun, dahan
Seteguk air
Setandan pisang
Setukal benang
Seulas limau
Seuntai kalung
Seutas tali
7. Kata Sambung
Kata sambung adalah kata yang berfungsi untuk menyambungkan bagian-bagian dalam kalimat atau menggabungkan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain bahkan satu paragraf dengan paragraf yang lain.
Berdasarkan jenisnya,kata sambung dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Kata sambung menyatakan gabungan, contoh : dan, lagi, serta
b. Kata sambung menyatakan pertentangan, contoh : tetapi, akan tetapi, melainkan, tidak hanya, dan sebagainya.
c. Kata sambung menyatakan waktu, contoh : bila, selama, sesudah, sehabis, dan sebagainya.
d. Kata sambung menyatakan tujuan, contoh : agar, supaya, biar, dan sebagainya
e. Kata sambung menyatakan sebab, contoh : sebab, karena, sebab itu, dan sebagainya
f. Kata sambung menyatakan akibat, contoh : hingga, sampai, dan sebagainya.
g. Kata sambung menyatakan syarat, contoh : jika, apabila, andaikata, dan sebagainya
h. Kata sambung menyatakan pilihan, contoh : atau, maupun
i. Kata sambung menyatakan perbandingan, contoh : ibarat, seperti, bak, dan sebagainya
j. Kata sambung menyatakan tingkat, contoh : semakin, kian, dan sebagainya
k. Kata sambung menyatakan penjelas, contoh : bahwa
l. Kata sambung menyatakan cara, contoh : sambil, sembari dan sebagainya
m. Kata sambung menyatakan pengantar kalimat, contoh : alkisah, konon, dan sebagainya
8. Kata Depan
Kata depan adalah kata yang berfungsi merangkaikan kata/kelompok kata satu dengan kata/kelompok kata yang lain dalam suatu kalimat sekaligus menentukan jenis hubungannya. Pada umumnya, kata depan berfungsi merangkaikan kata benda atau kata yang dibendakan dengan jenis kata lain. Adapun cara penulisan kata depan adalah harus dipisahkan dengan kata yang mengikutinya.
Berdasarkan fungsinya, kata depan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Di, ke, dari
Ketiga kata depan ini digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang menyatakan tempat atau seuatu yang dianggap tempat, contoh : di Jakarta, ke Surabaya, dari Bandung.
b. Pada
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama waktu atau kiasan. Dipergunakan kata depan pada untuk menggantikan kata depan di atau kata depan yang lain, contoh : pada suatu hari, pada bapak, dan sebagainya.
c. Dengan
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara. Contoh : saya berjalan dengan cepat.
d. Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada
Kata depan ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.
9. Kata Sandang
Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya mempunyai fungsi, yaitu menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh : Tuhan sang Pencipta alam.
10. Kata Seru
Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu maksud tertentu, yaitu seruan yang terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain partikel lah, macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah, oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan sebagainya. Contoh :
- Hai, datanglah kemari!
- Pergilah ke sekolah!
11. Kata Tanya
Kata Tanya adalah uraian kata tanya dimasukkan kata ganti tanya. Macam-macam kata tanya :
a. Apa
Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang. Contoh : Apa yang kau lakukan ?
b. Siapa
Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa namamu ?
c. Kapan
Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan acara itu dimulai ?
d. Berapa
Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh : Berapa banyak anakmu ?
e. Dimana
Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Dimana rumah kakekmu ?
f. Bagaimana
Digunakan untuk menanyakan keadaan atau cara. Contoh : Bagaimana kabar nenekmu ?
g. Mengapa
Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh : Mengapa kamu bolos kemarin ?
Kata depan ini digunakan untuk menyatakan alat atau cara. Contoh : saya berjalan dengan cepat.
d. Untuk, kepada, buat, tentang, akan, kepada
Kata depan ini digunakan sebagai pengantar objek tak langsung. Contoh : kami berdiskusi tentang pelajaran.
9. Kata Sandang
Kata sandang sebenarnya tidak mempunyai arti, tetapi hanya mempunyai fungsi, yaitu menjadikan sebuah kata itu sebagai kata benda. Contoh : Tuhan sang Pencipta alam.
10. Kata Seru
Kata seru adalah kata yang sudah jelas menyatakan suatu maksud tertentu, yaitu seruan yang terdapat dalam kalimat perintah. Kata seru yang paling sering digunakan adalah partikel lah. Selain partikel lah, macam-macam kalimat seru yang biasa digunakan dalam bahasa kita adalah ah, oi, hai, wah, cis, gih, aduh, amboi, aduhai, masya Allah, dan sebagainya. Contoh :
- Hai, datanglah kemari!
- Pergilah ke sekolah!
11. Kata Tanya
Kata Tanya adalah uraian kata tanya dimasukkan kata ganti tanya. Macam-macam kata tanya :
a. Apa
Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang. Contoh : Apa yang kau lakukan ?
b. Siapa
Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa namamu ?
c. Kapan
Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan acara itu dimulai ?
d. Berapa
Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh : Berapa banyak anakmu ?
e. Dimana
Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Dimana rumah kakekmu ?
f. Bagaimana
Digunakan untuk menanyakan keadaan atau cara. Contoh : Bagaimana kabar nenekmu ?
g. Mengapa
Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh : Mengapa kamu bolos kemarin ?
terimakasih
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusBlognya keren
sangat membantu
BalasHapusMembantu sekali, terima kasih...
BalasHapusSangat membantu...
BalasHapusKalo kata kerja bantu yang gmna ya?
BalasHapusterimakasih sharenya, sangat membantu
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusTermasuk jenis kata apakah beberapa kata berikut ini: untuk, ingin, suka, boleh.
BalasHapusMohon pencerahannya.