Berikut contoh penulisan pendahuluan dalam sebuah karya ilmiah yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan baik secara teoritis maupun praktis, dan penjelasan istilah yang terkait dengan judul karya tulis ilmiah ini (untuk penjelasan istilah, ditulis jika perlu).
BAB I
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang
Puisi
merupakan karya sastra yang dilihat dari segi fisiknya, meliputi kata yang
terangkai menjadi sebuah baris larik atau kalimat, yang kemudian membentuk
sebuah bait, serta memiliki tipografi atau tata wajah puisi di atas kertas. Puisi
memiliki kekuatan pada unsur bunyinya yang membentuk suatu musikalisasi bunyi,
sehingga puisi lebih menarik untuk dinikmati. Puisi dapat menggugah perasaan
penikmatnya. Puisi dapat menyimpan misteri isi ungkapannya melalui citraan-citraan
yang ditimbulkan dari kata-katanya.
Sebagian kalangan mungkin pernah menulis
puisi, dan karya-karyanya dapat ditemukan di media massa seperti koran, majalah, dan tabloid,
bahkan di media elektronik seperti radio, selain itu ada juga yang menerbitkannya
menjadi sebuah buku kumpulan puisi. Bagi orang yang bukan penyair mungkin
pernah menulis puisi akan tetapi cenderung dituangkan dalam buku harian,
majalah dinding, surat
untuk kekasih, saat mengisi buku kenangan, bahkan sekarang dalam blog pribadi. Hal itu menjelaskan bahwa
sebenarnya setiap orang cenderung memilih puisi sebagai ungkapan ekspresi dari
gejolak perasaannya.
Sebelum
memasuki pembahasan yang lebih lanjut mengenai puisi populer, perlu disamakan
persepsi tentang pop terlebih dahulu.
Pop menjadi semacam budaya massa, sesuatu yang
menjalar demikian cepat dan mendunia. Pop
itu dinyatakan lebih cepat diaplikasi, karena lebih berwarna dan mudah
diduplikasi. Segala yang pop tumbuh
sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari, digemari banyak orang. Karya-karya pop umumnya hanya membahas masalah yang
tampak di permukaan. Tampil dengan presentasi ragawi bukan dengan menggali
kedalaman isi.
Puisi
populer hanya berisi tentang luapan perasaan penulisnya, lebih mementingkan
makna dan mengabaikan unsur yang lain sebab apabila dilihat dari penggunaan
kata-kata di dalamnya puisi ini hanya merupakan pengenalan. Di bawah ini dapat
dilihat salah satu contoh puisi yang memiliki kriteria untuk dapat disebut
puisi populer:
Tentang
Seseorang
Aku ingin
berhenti menuliskanmu
Bosan aku
dengan pena, dan enyah saja kau kertas!
Seperti
mengerami mimpi yang tak kunjung menetas…
Digenangi air
mata jingga adalah bayangmu.
Aku tersedu
karena rindu; ingin bertemu…
(Haidy, Sam. http://milis_penyair.com. Desember 2005)
Puisi
di atas tampak tidak memiliki bentuk, kata-kata yang digunakan tidak dapat
menimbulkan asosiasi terhadap pembaca untuk melakukan perenungan dalam
menemukan maknanya sehingga cenderung tidak dapat menimbulkan emosi pembaca. Namun
dengan diksi yang ditawarkan pada puisi populer tersebut adalah kata-kata yang
dapat mengundang selera masyarakat awam, karena biasa digunakan secara umum
sehingga tidak perlu membuka kamus khusus untuk memahami maknanya. Isi yang
disampaikan menggunakan perumpamaan dan simbol yang sederhana. Selain itu, apabila
dilihat dari segi isi, secara keseluruhan tema atau pesan yang ingin
disampaikan dapat dikatakan memiliki tema atau pesan yang penting, dimaksudkan
bahwa tema-tema yang ditampilkan dalam puisi populer ini umumnya pernah
dirasakan atau dialami oleh orang banyak. Tema yang diangkat adalah tentang
kerinduan yang mengharukan, tergambar jelas dari penggunaan kata-kata dan
tanda-tanda dalam penulisannya. Kontinuitas dari satu baris ke baris selanjutnya
terikat kuat, sehingga secara keseluruhan membentuk sebuah kesatuan puisi yang
utuh.
Puisi
yang menyandang predikat populer ini tetaplah sebuah karya sastra khususnya
puisi yang memiliki struktur. Struktur dalam puisi terdiri dari struktur fisik
dan struktur batin. Menurut Pradopo (2007) setiap bunyi, kata bahkan irama yang
termasuk dalam struktur sebuah puisi, semua hal itu bukan semata-mata
ditampilkan tanpa ada maksud atau makna di dalamnya. Dengan demikian setiap puisi
memiliki bunyi yang terdapat dalam kata, hingga menimbulkan suatu irama pada
puisi tentunya dapat berperan sebagai penjelas makna yang terkandung dalam
puisi, baik itu tema, nada atau sikap penyair terhadap puisi dan pembaca, serta
suasana yang ditimbulkan oleh perasaan penyair yang tercurah di dalamnya. Oleh
karena itu, penting dilakukan analisis terhadap struktur fisik puisi, khususnya
puisi populer ini agar dapat diketahui peran-peran struktur puisi terhadap
upayanya memperjelas makna puisi tersebut.
Banyak
upaya untuk mempublikasikan puisi, satu diantaranya dengan menggunakan media
komunikasi berupa radio. Sekarang telah banyak radio-radio siaran yang
menampilkan acara bermuatan sastra khususnya puisi. Mempublikasikan puisi
dengan bantuan media seperti ini tentunya akan semakin membangkitkan antusiasme
masyarakat terhadap karya sastra khususnya puisi. Dalam penelitian ini,
puisi-puisi yang diteliti adalah puisi-puisi yang dipublikasikan melalui media
Radio Primadona Pontianak.
Radio
Primadona didirikan pada tahun 1996 di Pontianak, dengan frekuensi 99,1 FM.
Radio ini menyelenggarakan penyiaran yang bersifat komersil namun tetap
memiliki fungsi pelayanan masyarakat dengan menyiarkan siaran yang bersifat
penerangan dan pendidikan. Jangkauan radio ini meliputi seluruh
daerah di kota Pontianak, bahkan juga menjangkau daerah di luar Pontianak,
seperti Siantan, Jungkat, Wajok, Punggur, Ambawang, dan Kubu Raya.[1]
Radio
Primadona Pontianak menggunakan motto “Primadona Keluarga Pontianak”, yang
dimaksudkan agar Radio Primadona Pontianak dapat menjadi inspirasi dan idola
bagi semua anggota keluarga di kota pontianak. Pendengar radio
ini mencakup berbagai lapisan masyarakat yaitu anak-anak, remaja dan dewasa
hingga orang tua. Usia pendengar Radio Primadona berkisar antara 8 – 65 tahun.[2]
Selain
itu, Radio Primadona Pontianak juga banyak menyelenggarakan ajang lomba atau
festival baik secara on air maupun off air, seperti Bintang Primadona,
Festival Karaoke Cilik, Pemilihan Putra dan Putri, Lomba Puisi Hari Ibu, Lomba
Menulis Surat Kasih Sayang, dan lain sebagainya.3 Sehingga pendengar
tidak hanya pasif sebagai pendengar melainkan juga aktif dan terlibat langsung
dalam program-program yang ditampilkannya. Dengan demikian, Radio Primadona
Pontianak layak dipilih sebagai media untuk menampung puisi-puisi populer yang
akan diteliti. Peneliti memilih puisi-puisi yang disiarkan melalui media radio
sebagai objek analisis seperti pada masalah dalam penelitian ini, karena
mengingat minat masyarakat umum terhadap sastra dan puisi khususnya sangat kurang.
Hal ini disebabkan oleh intelektual masyarakat yang rendah dalam memahami puisi
dan budaya yang merebak di masyarakat cenderung mendengar dan melihat bukanlah
membaca.
Puisi-puisi
yang menjadi objek penelitian adalah puisi-puisi yang dikirim oleh pendengar
radio untuk program acara “Puisi dan Sastra” yang disiarkan satu kali dalam
seminggu. Puisi-puisi tersebut dikirim ke Radio Primadona Pontianak melalui
berbagai macam cara, yaitu dapat melalui sms
(short message service), e-mail (electronic mail), dan juga surat.
Puisi-puisi yang dibacakan dalam setiap kali penyiaran berkisar rata-rata 30
puisi. Jadi untuk satu bulan terdapat 120 puisi dan secara keseluruhan ada 1440
puisi dalam setahun, yang ditampilkan dalam program siaran ini.
Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya puisi-puisi yang diterima oleh Radio
Primadona Pontianak ini dikirim melalui sms
dan e-mail, hanya saja
dokumentasi untuk puisi-puisi yang dikirim melalui sms dan e-mail ini
cenderung bersifat sementara, karena dapat dihapus dari penyimpanan dokumen
yang ada pada sistem komputer Radio Primadona Pontianak setelah program acara
tersebut selesai disiarkan setiap minggunya. Oleh karena itu, puisi-puisi yang
akan dijadikan sebagai objek penelitian hanya difokuskan kepada puisi-puisi
yang terdokumentasikan dalam bentuk surat
yang dikirim langsung oleh pendengar Radio Primadona untuk program acara “Puisi
dan Sastra”.
Sebagian
besar pendengar Radio Primadona Pontianak, khususnya pada program acara “Puisi
dan Sastra” yang disiarkan setiap hari Kamis pukul 21.00 – 23.00 WIB ini
berkisar usia 15 – 30 tahun·.
Pendengar acara ini sesungguhnya lebih didominasi oleh remaja seperti pelajar
SMA, namun ada pula mahasiswa serta pegawai atau karyawan. Dengan demikian,
berdasarkan pertimbangan tertentu dalam pemilihan puisi-puisi yang akan
dijadikan subjek penelitian, akan diambil puisi-puisi edisi bulan Februari
tahun 2008. Hal ini dikarenakan puisi-puisi yang ditampilkan pada bulan
Februari memiliki ciri khas, yakni cenderung mengemukakan tema-tema kasih sayang
yang merupakan pengekspresian dari suatu perayaan yang sering kali dikenal
dengan hari Valentine atau hari kasih
sayang. Mengingat pendengar Radio Primadona Pontianak sebagian besar adalah
remaja maka puisi-puisi pada bulan Februari yang banyak menampilkan tema
bernuansa kasih sayang ini tentunya dapat menggambarkan kehidupan remaja yang
cenderung bersifat melankolis dan dipenuhi dengan segala sesuatu yang berkaitan
dengan cinta dan kasih sayang.
Selain
itu, seperti telah diketahui berdasarkan pernyataan Haidy Sam dalam blog
pribadinya (http://milis_penyair.com) bahwa
suatu karya populer memiliki kelebihan, yakni satu di antaranya mampu relevan
dengan situasi yang sedang terjadi di masyarakat apabila dilihat dari tema
puisi tersebut pada umumnya. Perayaan hari Valentine merupakan suatu perwujudan
rasa cinta dan kasih sayang yang dimiliki manusia, dalam hal ini berarti semua
orang tentunya pernah merasakan atau bahkan mengalami perasaan cinta dan kasih
sayang terhadap sesama, baik itu terhadap lawan jenis, antara orang tua dan
anak, hubungan kekerabatan, maupun persahabatan. Sehingga puisi-puisi populer
yang bertema kasih sayang ini tentunya dapat menyentuh semua kalangan.
Berdasarkan hal itu, puisi-puisi yang diteliti adalah puisi-puisi yang terdokumentasi
dalam bentuk surat kiriman pendengar Radio Primadona Pontianak pada bulan
Februari 2008, khususnya edisi 14 Februari 2008, hari kamis, yang bertepatan
dengan perayaan hari Valentine, terdapat 10 puisi yang masing-masing berjudul: 1) Berharap Kau Kembali, 2) Cinta, 3)
Cintailah Aku, 4) Ibuku, Duniaku, 5) Malamku, 6) Penjaga Hati, 7) Realita Cinta
Sejati, 8) Rindu, 9) Sepi, dan 10) Teringat Dirimu.
Penelitian
terhadap puisi ditinjau dari struktur fisik dan struktur batinnya juga pernah
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, di antaranya Mami Suratmi yang
meneliti unsur lahir dan unsur batin pada lirik lagu Ebiet G. Ade pada tahun
2007, peneliti menerapkan pendekatan hermeneutik untuk menganalisis puisi-puisi yang dijadikan
sebagai data penelitiannya. Pada penelitian ini menghasilkan unsur fisik yang
terdiri dari pilihan kata (diksi), bahasa figuratif, pengimajian/ pencitraan,
rima dan irama puisi, sedangkan unsur mentalnya terdiri dari tema, nada,
perasaan, dan amanat. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut telah
mendeskripsikan unsur-unsur puisi dalam larik lagu, tetapi tidak digambarkan
secara jelas peran unsur-unsur tersebut terhadap puisi itu sendiri dilihat dari
segi maknanya. Berdasarkan hal itu, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan semiotik sebagai teknik
analisis data yang berkenaan dengan peran struktur fisik puisi yang meliputi
bunyi, kata, dan irama dalam upaya mengkonkretkan makna puisi dalam struktur
puisi populer. Mengingat puisi merupakan sebuah teks sastra yang terdiri dari
tanda-tanda. Jadi, masalah penelitian ini akan membahas peran unsur-unsur fisik
puisi meliputi bunyi, kata dan irama terhadap kejelasan makna yang mencakup
tema, nada, dan suasana dalam struktur puisi populer karya pendengar yang
disiarkan untuk program acara “Puisi dan Sastra” Radio Primadona Pontianak edisi
bulan Februari tahun 2008.
Hasil
penelitian ini terkait dengan konsep tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(KTSP) Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SMA. Hal ini tampak dari Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, dan materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan
tuntutan KTSP 2006 di kelas X semester I, yaitu Standar Kompetensi “memahami
puisi yang disampaikan secara langsung/ tidak langsung”, dan Kompetensi Dasar
“mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara
langsung ataupun melalui rekaman”. Untuk indikator pembelajaran khusus materi
ini yaitu: “1) mengidentifikasi
unsur-unsur yang membangun sebuah puisi, 2) menjelaskan unsur irama yang
terdapat dalam puisi, 3) mengidentifikasi kata-kata berkonotasi/ simbolis/
lambang dalam puisi, 4) mengidentifikasi
majas-majas yang digunakan dalam puisi, dan 5) menunjukkan jenis-jenis rima
yang terdapat dalam puisi”.
Berdasarkan
indikator tersebut maka tujuan pembelajaran mengenai materi puisi ini adalah
“siswa mampu mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan
secara langsung ataupun melalui rekaman”, dan materi pokok pembelajaran yang
diajarkan sebagai berikut: “1) rekaman puisi atau pembacaan langsung oleh
peraga, 2) irama dalam puisi, 3) majas dalam puisi, 4) rima dalam puisi, dan 5)
kata-kata simbolis dalam puisi”. Sehingga pada tahap selanjutnya siswa dapat
memahami konsep-konsep penting dalam puisi khususnya struktur fisik yang
membangun sebuah puisi, dan siswa juga mampu mengapresiasi puisi dan
menyimpulkan pesan atau nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yang kemudian
merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan hidup (life skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran ke dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan sekitarnya.
1.2 Masalah Penelitian
Rumusan
masalah pokok dalam penelitian ini adalah bagaimanakah struktur puisi populer
karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008? Berdasarkan
masalah pokoknya maka submasalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1)
Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap
kejelasan tema dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi
bulan Februari tahun 2008?
2)
Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan
nada dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan
Februari tahun 2008?
3)
Bagaimanakah peran struktur fisik puisi terhadap kejelasan
suasana dalam puisi populer karya pendengar Radio Primadona Pontianak edisi
bulan Februari tahun 2008?
1.4 Ruang Lingkup Masalah
Ruang
lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup konsep-konsep penting yang
terdapat pada struktur fisik puisi populer, yang meliputi bunyi, kata, dan
irama. Dalam pembahasannya akan dipaparkan bagaimana peran ketiga unsur yang
terdapat pada struktur fisik puisi tersebut terhadap kejelasan tema, nada, dan
suasana puisi. Untuk batasan ruang lingkup penelitian sebagai objeknya dipilih
puisi-puisi karya pendengar radio yang disiarkan untuk program acara “Puisi dan
Sastra” edisi bulan Februari tahun 2008, khususnya puisi-puisi yang
terdokumentasi secara tertulis dalam bentuk surat yang dikirim langsung ke Radio
Primadona Pontianak.
1.5 Tujuan Masalah
Penelitian
ini bertujuan memahami dan mendeskripsikan struktur puisi populer karya
pendengar radio yang disiarkan di Radio Primadona Pontianak tahun 2008. Sesuai dengan masalah
dalam penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1)
Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran
struktur fisik puisi terhadap kejelasan tema dalam puisi populer karya
pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
2)
Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran
struktur fisik puisi terhadap kejelasan nada dalam puisi populer karya
pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
3)
Memahami, menganalisis, dan mendeskripsikan peran
struktur fisik puisi terhadap kejelasan suasana dalam puisi populer karya
pendengar Radio Primadona Pontianak edisi bulan Februari tahun 2008.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini ditinjau dari pengaplikasiannya pada
pengajaran di sekolah atau pun pembaca secara umum, secara praktis penelitian
ini bermanfaat untuk:
a.
membantu pembaca memahami analisis struktur puisi;
b.
masukan bagi pengajar khususnya guru Bahasa dan Sastra Indonesia
baik dalam memilih bahan sastra sebagai bahan ajar maupun penggunaan media
dalam pengajaran sastra;
c.
menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lain bila
ingin melakukan penelitian terhadap struktur puisi.
1.6 Penjelasan Istilah
Dalam
penelitian ini peneliti menguraikan beberapa istilah yang terdapat pada judul
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda
terhadap pengertian istilah yang digunakan.
1.
Struktur puisi adalah struktur dari unsur-unsur yang
membangun sebuah puisi. Puisi terdiri atas dua bagian besar takni struktur
fisik puisi dan struktur batin puisi (Djojosuroto, 2005:15). Struktur fisik
puisi meliputi susunan unsur bunyi, kata-kata, dan irama, sedangkan struktur
batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang tediri dari tema, nada,
dan suasana.
2.
Puisi Populer adalah sebuah puisi yang dilihat dari
unsur kata-katanya atau bahasa yang digunakan lebih sederhana, dalam artian
mudah dipahami oleh orang banyak karena sifatnya yang mampu relevan dengan
situasi yang sedang terjadi di masyarakat (Haidi, Sam. http://milis_penyair.com).
Dari
pengertian-pengertian istilah di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
mengangkat struktur puisi populer sebagai masalah pokoknya ini berusaha
menjelaskan tatanan atau susunan unsur-unsur, seperti bunyi, kata, dan irama
yang memiliki peran memperjelas tema, nada, dan suasana yang terdapat pada
puisi populer, yakni karya sastra puisi populer yang banyak dikenal dan disukai
oleh orang-orang, karena mudah dipahami dan dicerna bagi pembacanya. Jadi, yang
dimaksud dengan struktur puisi populer adalah susunan unsur-unsur yang
membangun teks puisi bergenre populer.
[1] Hasil wawancara terhadap penyiar yang telah membawakan
acara “Puisi dan Sastra” sejak
pertama kali acara ini disiarkan pada tahun
1996, wawancara dilakukan pada tanggal 2 Desember 2008
[2] Hasil wawancara dilakukan pada hari yang sama (tanggal:
2 Desember 2008)
3 Hasil wawancara terhadap penyiar yang sama pula pada tanggal 2 Desember 2008
· Hasil
wawancara terhadap penyiar Radio Primadona Pontianak yang menyiarkan acara
“Puisi dan Sastra” (wawncara dilakukan di studio Radio Primadona Pontianak pada
tanggal 2 Desember 2008)
permisi.. saya mau tanya apakah dalam pembuatan pendaahuluannya tdak perlu di tulis dgn kata-kata gitu... di beberapa link, ttg pendahuuluan ada yg buat kata' gitu seperti kata penghantar gituuu... jadi sebenarnya bgaimana??
BalasHapus